TASIKMALAYA Jawa Barat OnNewsOne.com —
Mengulang Kembali peristiwa mutasi dan promosi sebelumnya, Mutasi dan promosi eselon III di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya di akhir agustus ini menuai kritik dari masyarakat karena katanya terkesan ugal-ugalan dan di duga syarat kepentingan serta tidak menunjukan keseriusan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan,
Kata Ketua Lembaga Kebijakan Publik ( LAKIP) H.Taufik Rahman SH.MH CPCLE, Dua instansi yang menjadi sorotan publik kali ini masih terkait mutasi dan promosi di lingkungan dinas Pendidikan dan dinas kesehatan Kota Tasikmalaya. Mutasi dan Promosi di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya ini sungguh sangat mengejutkan
“Bagaimana tidak mengejutkan publik, karena sebelumnya Kadisdik dijabat oleh orang yang berlatar belakang Sarjana Pertanian dan sekarang lebih luar biasa mengejutkan karena Jabatan Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik justru di jabat oleh orang yang berlatar belakang sarjana Teknik” paparnya,
Selanjutnta H Taufiq menyebut, lebih dari 4000 orang tenaga pendidik/guru kependidikan dan banyak yang sudah S2, sehingga timbul pertanyaan apakah dari sekian banyak tenaga pendidik/guru dan kependidikan tidak ada lagi yang layak menjadi Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik sehingga harus dijabat oleh yang berlatar belakang sarjana Teknik ?, lalu apakah tenaga pendidik/guru kependidikan sudah sedemikian parah situasinya sehingga Kabid Pembinaan Gurunya harus dari Sarjana Teknik?,
H Taufiq menyebut, Begitu juga dilingkungan Dinas Kesehatan, Sebelumnya Kabid Pelayanan Kesehatan dijabat oleh Medi Hendrawan, ST yang berlatar belakang Sarjana Teknik dan sekarang beliau di mutasi menjadi Kabid Sumberdaya Kesehatan pada Dinkes. Hal ini melanggengkan kekeliruan sebelumnya pernah terjadi juga, sehingga timbul pertanyaan apakah dari sekian banyak dokter, tenaga kesehatan atau tenaga keperawatan atau apoteker tidak ada lagi yang layak menjadi Kabid Sumberdaya Kesehatan sehingga harus dijabat oleh yang berlatar belakang sarjana Teknik ?
“Apakah para dokter, tenaga kesehatan atau tenaga keperawatan maupun apoteker sudah sedemikian parah situasinya sehingga Kabid Sumberdaya Kesehatan harus dari Sarjana Teknik ? Atau yang parah justru para pengambil kebijakan yang melakukan mutasi sehingga mutasi dilakukan ugal-ugal seperti ini ?” Ucapnya.
Lalu dilingkungan RSUD dr Soekardjo, Belum juga selesai Skandal Pembangunan Gedung Poliklinik RSUD dr Soekardjo dan masalah-masalah KSO di RSUD, ternyata sudah terjadi mutasi lagi di RSUD dr Soekardjo. Wadir Umum yang membidangi juga masalah pembangunan fisik dan Sumber daya manusia serta berbagai KSO di RSUD dr Soekardjo yang sebelumnya dijabat oleh Sandi Lesmana, ST ternyata hanya dalam singkat menjabat sekitar 7 bulan sudah diganti lagi oleh Budi Martanova, ST, MSi.
Terkait skandal pembangunan poliklinik RSUD dr Soekardjo ini akan menjadikan pertarohan karir dan hukum baik bagi Sandi maupun bagi Budi Martanova, karena ada tiga alasan diantaranya mereka pernah dan sedang menjabat pengadaan barang dan jasa di setda kabupaten Tasikmalya.Yang kedua mereka yang satunya pernah dan sedang menjabat sebagai wadirum di RSUD dr Soekardjo yang berwenang atas pembangunan proyek poliklinik, dan yang ketiga mereka dua duanya berlatarbelakang sarjana teknik yang memahami tentang proses proses teknik pembangunan fisik gedung sehingga ini akan menjadi pertaruhan baik kalir maupun hukum mereka dan mereka mau ada dipihak negara atau penguasa,karena pertaruhannya sangat luarbiasa nanti, dan ada resiko hukum yang sangat berat,
Budi Martanova, ST, MSi. sebelumnya menjabat sebagai Kabag Pengadaan Barang atau Jasa pada Sekretariat Daerah dan sekarang posisinya justru digantikan oleh Sandi Lesmana, ST. Keduanya berlatar belakang Sarjana Teknik. Wadir Umum di RSUD ini membawahi bidang SDM di RSUD dr Soekardjo. Lantas mau sampai kapan persoalan di RSUD dr Soekardjo akan dituntaskan kalau jabatan-jabatan yang ada hanya sebagai bagian dari permainan saja ?
Mencermati mutasi di Dinas Kesehatan dan RSUD dr Soekardjo tersebut, mka dengan demikian bidang Sumber daya kesehatan dilingkungan instansi Bidang Kesehatan dijabat oleh orang-orang yang berlatar belakang sarjana Teknik bukan yang berlatar belakang Sarjana di bidang kesehatan. Dibawah kepemimpinan walikota Yusuf, para Sarjana Teknik ini menjadi bintang dalam beberapa kali mutasisehingga banyak loncat pagar ke instansi lain.
“Jangan-jangan justru di lingkungan dinas
PUPR sedang membangun struktur dan rejim baru sehingga mutasi-mutasi orang yang berlatar belakang sarjana Teknik banyak menjadi terkesan ugal-ugalan dan main-main”
Para sarjana Teknik yang menempati posisi di luar instansi PUPR maupun Perwaskim tersebut adalah orang-orang yang baik dan pintar, namun sayangnya mereka dirasa tidak sesuai antara penempatan dengan kompetensi keilmuannya. “Saya yakin para sarjana Teknik tersebut belum tentu senang di posisi yang sekarang, akan tetapi mereka suka atau tidak suka tetap tunduk kepada sang penguasa” paparnya.
Kata Ketua LAKIP, Kalau mutasi ugal-ugalan seperti ini, sekalian saja lokir dr Uus selaku Kadis Kesehatan menjadi Kadis PUPR dan Dudi, ST selaku Kadis PUPR jadi Kadis Kesehatan, biar tidak tanggung ugal- ugalannya
“Bagi siapapun pemimpin jangan sampai ada Post Power Syndrom dan sekedar mengingatkan, Khusus bagi walikota yang sebentar lagi sekitar 2,5 bulan jabatan selesai, tinggalkanlah kesan yang baik, manis dan sehat serta goodwill dalam membangun birokrasi yang baik dan bersih, Jangan sampai justru menimbulkan konflik dikalangan tenaga profesi dan menjadikan beban birokrasi. Juga jangan sampai terjadi bebal atas kritik-kritik masyarakat atas beberapa kali mutasi yang terkesan ugal-ugalan” Pungkasnya.
Selanjutnya kata H Taufiq, bagi kalangan anggota DPRD yang sering mengaku menjadi wakil rakyat, khususnya di komisi yang membidangi kesehatan dan Pendidikan, janganlah hanya duduk manis diam berpangku tangan melihat mutasi yang seperti ugal-ugalan ini. Tunjukan mana sumpah dan tanggungjawabnya untuk membanguna good and clean governance di Kota Tasikmalaya.
Dari sisi politik, mutasi kali ini justru kontra produktif dan menebang tangga sendiri untuk tahun 2024 karena menuai banyak kekecewaan di kalangan Tenaga Pendidik/guru dan kependidikan serta di kalangan tenaga kesehatan. ” Ingat penetrasi basis masa di kalangan Tenaga Pendidik/guru dan kependidikan serta di kalangan tenaga kesehatan itu sangat kuat. Selamat menikmati blunder mutasi ugal ugalan” tutupnya.
(OnNewsOne.com)