PANGANDARAN Jawa Barat,OnNewsOne.com –
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dilaporkan oleh salah seorang warganya berinisial N (52) Warga Desa Wonoharjo Kabupaten Pangandaran, Senin (1/1/23) dini hari pasca dirinya mengaku dipukul Bupati Pangandaran di bagian hidung.
UN mengaku, pihaknya tidak tahu persis penyebabnya, kemungkinan kemarahan Bupati Jeje bermula pasca dirinya merobek segel penutupan sementara warungnya oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Kata N, proses perobekan stiker penutupan yang Ia lakukan dianggap tidak ada pasal ataupun aturan yang dapat menjeratnya. Ia juga menganggap proses penutupan Cafe oleh Satpol PP tanpa dasar.
“Ya saya juga kalau memang stiker itu yang menentukan pengadilan, saya juga enggak berani. Saya sudah berkomunikasi dengan Satpol PP, “Saya jawab gini ke Bupati, kan ini sudah ada putusan pengadilan Pak Bupati, dia bilang mana putusannya, dan saya bilang silahkan tanya ke Satpol PP dan Penyidik Gakda tidak mau menjawab,” ucapnya
Ditempat terpisah, Kasat Reskrim Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus membenarkan adanya laporan terkait dugaan pemukulan oleh Bupati Pangandaran tersebut.
Kasat mengaku sekitar jam 23.30 WIB malam tahun baru, pihaknya baru menerima informasi dari anggota, Lanjut Kasat, polisi akan melakukan penyelidikan lebih dulu, pihaknya belum bisa berbicara lebih jauh soal kasus itu. “Ya nanti saya lidik dulu,”
Sebelumnya diberitakan, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinta dituduh memukul salah seorang warga yang mengamankan tempat hiburan malam di Pangandaran, Dari informasi yang dihimpun, Jeje melakukan sidak ke tempat hiburan malam yang masih memaksa buka pada Sabtu (31/12/2022) malam. Padahal keberadaan tempat hiburan sudah disegel oleh Satpol PP. Lalu salah oknum warga merobek segel dan membuka paksa tempat hiburan. Saat itulah diduga terjadi pemukulan sehingga bupati Jeje dipolisikan.
Namun Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tidak melakukan pemukulan saat sidak tempat hiburan malam tersebut. Ia mengaku hanya mengusap muka N, “Saya sama sekali tidak memukul saudara Nandang atau Ujang Bendo saat melakukan sidak, tapi hanya mengusap mukanya supaya sadar. Kalau cekcok emang iya karena saya geram kewenangan membuka segel sudah ada pihak yang berwenang,” jelas Bupati.
Bupati Jeje melihat, terkait penyobekan segel tempat hiburan malam itu sudah kelewat batas. Kata Jeje penyobekan segel sama seperti merobek harga diri pemerintah setempat.
“Bagi saya saat dia merobek segel tempat hiburan malam, sama saja merobek harga diri pemda, keputusan penutupan tempat hiburan malam merupakan hasil rembukan bersama para ulama, tentu bagi saya dia sama saja menjatuhkan harga diri kami bersama para pemangku agama,” tutup Bupati.