TASIKMALAYA Jawa Barat, OnNewsOne.com–
Kasus bullying yang menimpa seorang anak berumur 11 tahun warga singaparna beberapa hari yang lalu mendapat atensi dari 15 komunitas yang tergabung dalam Koalisi Peduli Anak Tasikmalaya (KPAT)
Mereka menggelar aksi sosial dengan mengkampanyekan stop bullying terhadap anak yang di laksanakan di jalan Andesit, Tamankota, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Minggu (24/7/2022) pagi.
Tujuan dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk kecaman terhadap kasus perundungan (Bullying) oleh teman-temannya yang menimpa seorang anak berumur 11 tahun hingga meninggal dunia karena depresi.
Dengan bentangan spanduk dan foster yang bertuliskan “STOP BULLYING” ratusan peserta aksi juga lewat orasinya menyayangkan atas statmen yang diberikan oleh Wakil Gubernur, Uu Ruzhanululum yang menyebutkan bahwa kasus yang di alami korban bullying tersebut hanya sekedar becandaan biasa.
“Sebagai Pemerintah seharunya bisa ikut mengedukasi hal tersebut, pasalnya nya perundungan atau bullying tersebut sudah sangat meresahkan semua pihak” ujarnya.
Dalam orasinya menurut mereka bullying harus di cegah dan jangan terjadi lagi agar tidak ada korban- korban seperti yang dialami (PH)tempo hari, ini tidak bisa di normalisasikan menjadi sebuah becandaan biasa, becandaan itu juga ada kadarnya, ketika becandaan anak menyetebuhi kucing di paksa oleh temannya itu bukan candaan, tapi itu udah termasuk bullying,” katanya.
Pesrta aksi terdiri dari sejumlah mahasiswa Tasikmalaya dan pihak lainnya seperti, Taman Jingga, FFPI Kota Tasikmalaya, Culture Women Studies Unsil, Konde Sartika,Gerakan Literasi Mahasiswa Unsil, BEM Fakultas Ekonomi Unsil, Siliwangi Sport Unsil, IGRA Kota Tasikmalaya, KOHATI HMI Kota Tasikmalaya, KOPRI PMII Kota Tasikmalaya, HIMA HTN IAIT, HIMA PUI Kota Tasikmalaya, LBH IAIT, FoSP2T, Tasik Koesplus Community.
(OnNewsOne.com)