Berita

Pemerhati Sosial : Sumbatan Drainase di Sekitar Proyek Gedung Poliklinik Diduga Jadi Biang Banjir RSUD dr Soekardjo

Tasikmalaya, OnNewsOne.com – Hujan deras yang mengakibatkan banjir dan tergenangnya kawasan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Soekardjo, Kota Tasikmalaya, pada Jum’at tanggal 15 April lalu, kata Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf adalah urusan internal Rumah Sakit. Menurutnya, banjir yang masuk hingga ke ruang inap pasien itu terjadi karena masalah internal di rumah sakit, bukan karena bencana.

Orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya itu menyarankan agar sistem drainase di internal lingkungan rumah sakit dibereskan oleh pihak rumah sakit, bukan oleh pihak luar.

“Itu tanggung jawab rumah sakit. Saya minta rumah sakit selesaikan persoalan klasik di internal nya segera” demikian ujar Yusuf kepada para pewarta.

“Banyak bangunan yang bocor ketika hujan turun, yang pasti menggenang di area bawah atau lantai, itu Kewajiban pihak rumah sakit untuk menyelesaikan secepatnya, kasihan pasien'” tambahnya.

Sementara itu, pemerhati sosial Tasikmalaya, Ir. H. Taufiq Rahman mengatakan, bahwa banjir yang menggenangi rumah sakit kali ini memang lebih parah dari sebelumnya. Pasalnya menurut informasi, keadaannya diduga diperparah oleh tersumbatnya saluran drainase di sekitar proyek pembangunan gedung poliklinik baru yg mangkrak.

“Ini sepertinya lebih parah. Diperparah dengan adanya proyek gedung poli yang saat ini mangkrak,” katanya.

Menurut Taufiq, saat ini RSUD Dokter Soekardjo sepertinya sedang mengalami Kesulitan untuk menyikapi keadaan di area proyek tersebut, karena status akhir kontrak pekerjaan gedung poliklinik tersebut tidak jelas. Apakah berlanjut atau diputus kontrak, Sehingga area tersebut menjadi area abu-abu.

Jika RSUD Dokter Soekardjo yang memperbaiki area tersebut maka terjadi double anggaran. Seharusnya, penyedia pekerjaan mengembalikan keadaan drainase ke seperti semula dan masih menjadi kewajiban kontraktor untuk memperbaikinya.

“Jadi itu bukan semata-mata urusan internal rumah sakit, tapi keambiguan Wali Kota Tasikmalaya dalam menyikapi kisruh pembangunan gedung poliklinik tersebut yg sudah lebih dari 84 Hari dari sejak batas akhir pekerjaan tidak jelas ujungnya dan terkesan ada pembiaran,” pungkasnya. ( HY )