TASIKMALAYA, OnNewsOne.com – Bencana pergerakan tanah di Kampung Margamulya, Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, semakin meluas pada Minggu (2/3/2025) malam. Retakan tanah yang semakin membesar menyebabkan rumah-rumah warga hancur dan miring, memaksa mereka untuk mengungsi.
Warga terdampak telah dievakuasi ke beberapa lokasi pengungsian, seperti aula desa, GOR desa, dan gedung puskesmas pembantu (Pustu). Sementara itu, tim gabungan dari TNI-Polri, BPBD, relawan, dan warga terus berpatroli di daerah terdampak guna mengevakuasi warga yang masih bertahan di rumah mereka.
Seorang warga, Dede Yana, mengaku sedih karena harus menghabiskan malam Ramadan di tempat pengungsian.
“Harusnya malam puasa ini disambut sukacita bersama keluarga, tapi sekarang kami ada di pengungsian. Seumur hidup tinggal di sini, baru kali ini merasakan bencana seperti ini,” ujarnya.
Selain itu, hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut memperparah pergerakan tanah, membuat retakan di jalan semakin besar dan bangunan di sekitarnya miring.
“Tanahnya terus bergeser, tadi saja tanah di jalan terbelah, bangunan jadi miring. Kami sudah dievakuasi ke beberapa tempat, ada yang di GOR desa, aula desa, dan pustu,” kata Dede.
Meski berada di pengungsian, warga tetap berusaha menjalankan ibadah Ramadan. Pemerintah setempat telah menyediakan dapur umum agar warga bisa tetap melaksanakan sahur dan berbuka puasa dengan baik.
“Barang-barang ada yang kami bawa ke pengungsian, sebagian masih di rumah. Tapi mudah-mudahan aman karena ada petugas yang terus patroli,” tambahnya.
Bencana pergerakan tanah yang terjadi sejak akhir Januari 2025 ini semakin mengkhawatirkan. Awalnya, tanah bergeser sekitar 1-2 sentimeter per hari, tetapi kini mencapai 10-20 sentimeter per jam.
Berdasarkan laporan terbaru, sebanyak 103 kepala keluarga (KK) atau 271 jiwa terdampak. Dari jumlah tersebut, 88 KK (223 jiwa) telah dievakuasi dengan 43 KK (102 jiwa) mengungsi di tempat penampungan desa, sementara 45 KK (121 jiwa) memilih mengungsi ke luar desa. Sisanya, 11 KK (27 jiwa) masih bertahan di rumah mereka.
Selain menghancurkan 90 rumah warga, bencana ini juga merusak satu masjid, dua madrasah, serta lebih dari 10 hektare lahan perkebunan. Bahkan, beberapa ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran mengalami retakan dan ambles, yang kini mulai meluas ke Desa Cijulang.
Kepala Desa Cikondang, Rosita, mengimbau warga untuk tetap waspada dan tidak memaksakan diri bertahan di rumah yang rawan terdampak pergerakan tanah.
“Kami mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati, terutama saat melintas atau berada di sekitar zona bencana. Tim relawan dan petugas terus melakukan pemantauan untuk memastikan keselamatan warga,” katanya.
Saat ini, di lokasi pengungsian telah disediakan tenda evakuasi, dapur umum, pasokan air bersih, serta layanan kesehatan. Pemerintah daerah bersama relawan dan tim gabungan terus berupaya memastikan kebutuhan dasar warga terdampak tetap terpenuhi.