TASIKMALAYA Jawa Barat, OnNewsOne.com — H min 3 idul adha penjualan hewan kurban dipasar hewan manonjaya kabupaten Tasikmalaya terbilang sepi dari pembeli, bahkan pedagangnya juga bisa disebut kurang jika dibandingkan saat iduladha tahun lalu.Itu dikatakan oleh kepala UPTD pasar hewan manonjaya Rukmana saat ditemui dilokasi rabu (6/7/2022)
Kata Rukmana penyebabnya tiada lain karena kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). “Sekarang kebanyakan yang beli hewan kurban melalui online, sehingga pasar sepi dari pembeli” ujarnya.
Lanjut Rukmana, pedagangnya juga sekarang tidak ada yang dari luar provinsi, disebabkan karena ada larangan dari pemerintah karena mengantisipasi penyebaran PMK, kalau dulu dari jawa Tengah dan Jawa Timur biasa masar ke sini (pasar hewan Manonjaya Tasikmalaya – red)
” sekarang dari Garut saja masih satu provinsi sama sekali tidak belanja ke Tasik, pokonya tahun ini aktivitas jual beli hewan kurban turun 60 peresen daripada tahun lalu walau dilanda pandemi covifid – 19″ ujarnya.
Lanjut Rukmana,pihaknya setuju dengan kebijakan pemerintah seperti itu,namun kata Rukmana kini tiba-tiba ada penyakit PMK lagi, padahal saat dulu sudah dinyatakan bebas PMK, ” entah darimana sekarang merebak lagi penyakit tersebut, mungkin saja berasal dari infor daging hewan dari luar negeri.
Senada juga yang dikatakan Ateng seorang pen gurus di pasar hewan yang mengeluhkan pendapatannya turun drastis, biasanya dari hasil perantara penjualan sapi dapat lumayan,kini sangat terbalik keadaannya
” duh, sangat drastis turun bahkan hari ini belum dapat apa-apa, karena pasar ini sepi dari pembeli” ungkapnya.
Ateng menjelaskan musim kurban tahun ini selain lewat online, penjual hewan kurban memilih buka lapak sendiri di tempatnya, bahkan petani langsung kini buka lapak sendiri tidak menjual hewannya dipasar.
“Mungkin asumsi masyarakat kini pasar hewan jadi sebutan tempatnya PMK, padahal semua petugas disini sangat ketat,dan selalu menjaga keberesihan, seumpama ada yang akan menjual hewan kurban tanpa sertifikat kesehatan, para petugas disini langsung menolaknya”, jelas Ateng.
Berbeda dengan H Nandang Suryana , SE pemilik lapak didaerah kawalu, pihaknya telah menjual sebanyak 250 ekor pada iduladha ini, karena sudah punya langganan yang sudah biasa beli kepadanya.
” pertama kita sangat menjaga kesehatan hewan, selalu mengintrol kebersihan, pakan atau minum hewan, dan rutin dikunjungi oleh petugas dari drh, juga tiap pagi rutin di semprot memakai disinfektan”, kata H Nandang saat ditemui dikandang hewan miliknya.
H Nandang mengakui setelah ada PMK harga jual hewan sapi tahun ini meningkat sekitar 20 persen dari harga tahun lalu,karena salah satu penyebabnya adalah pasar tutup dan sekarang harga tawar ada dipetani.
Sebelum PMK kata H Nandang, pihaknya menjual hewan kurban sampai keluar kota seperti ke Bandung, namun sekarang karena kekhawatiran dan dinas peternakan setempat juga menolak pengiriman sapi dari luar daerah.
“Tahun ini saya tidak menjual keluar kota, yang biasanya seperti ke Bandung tiap iduladha suka ngirim,namun karena kekhawatiran dan petugas peternakan setempat pun menolak sapi dari luar” ujarnya.
(OnNewsOne.com)