Berita

DPRD Kota Tasikmalaya Menyebut Pemkot Hanya Menghamburkan Anggaran, Gagal Mengawal WUB

TASIKMALAYA , OnNewsOne.com — DPRD Kota Tasikmalaya Menyebut Pemkot Hanya Menghamburkan Anggaran, telah gagal mengawal program Wira Usaha Baru (WUB) karena diduga hanya sekadar menyerap anggaran bahkan cenderung menghambur hamburkan anggaran saja, Pemkot dituduh hanya sebatas mengejar kewajiban memenuhi target peserta, bukan impact atau output dari programnya,

Hingga kini program janji politik kepala daerah soal wira usaha baru (WUB) ini, mendapat catatan dari wakil rakyat, termasuk kondisi RSUD dr Soekardjo.

Itu dikatakan Kt.DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim, diungkapnya, saat paripurna pembukaan masa sidang dan persetujuan atas rekomendasi DPRD terhadap LKPJ wali kota,

H Aslim pun, menyayangkan realisasi WUB yang sejauh ini hanya terkesan memenuhi aspek kuota saja,dimana dalam satu tahun dipatok target 1.000 WUB dicetak oleh setiap organisasi pemerintah daerah (OPD).

“Jadi program WUB ini sangat lemah sekali, dan hanya sekadar menyerap anggaran bahkan cenderung menghambur hamburkan anggaran. berarti, Pemkot gagal mengawal program ini,” begitu kata H.Aslim saat di wawancara selepas paripurna, Senin (9/5/2022).

H Aslim menambahkan bahwa, dari seluruh rekomendasi yang sudah disampaikan panitia khusus (pansus), persoalan krusial yang diketahui bersama, yakni rumah sakit.

Lanjutnya, permasalahan RSUD sudah cukup mencuat ke publik, dan wajib diperhatikan lantaran banyak catatan dari pansus kaitan persoalan itu.

Namun ditempat terpisah, Walikota Tasikmalaya M Yusuf Merespons sejumlah catatan dari wakil rakyat terkait keadaan RSUD, Wali Kota mengatakan pihaknya tengah mengkaji sejumlah kebijakan, salah satunya soal kerjasama operasional (KSO). Menurutnya, KSO dibuat ketika rumah sakit tidak bisa memenuhi pembiayaan sendiri, maka boleh melakukan kerjasama.

Selanjutnya, Yusuf mencontohkan, kondisi pengelolaan laboratorium yang kontraknya sudah habis, untuk ke depan RSUD diharapkan bekerjasama dengan BUMN agar lebih nyaman dan juga diharapkan, agar persediaan obat bisa dikerjasamakan dengan lembaga bonafit.

“Kasihan kalau pasien harus beli obat keluar, karena harga obat di luar jelas berbeda dengan didalam rumah sakit. Jadi kita akan perbaiki dulu managemen di rumah sakit, dasarnya laporan dari dewan pengawas,” Ke depannya ada kebijakan apa-apa, itu harus diketahui dewan pengawas Mereka pengawas yang merupakan mata telinga kami,” demikian ujar Yusuf (Hy)