TASIKMALAYA Jawa Barat,OnNewsOne.com –
Kemacetan yang terjadi dikota Tasikmalaya pada hari sabtu15 oktober 2022 terjadi karena ada even balap speda yang diselengarakan oleh pemerintah dalam rangka HUT Kota Tasikmalaya yang ke 21 namun menuai reaksi keras dari banyak pengguna jalan.
Kata pengguna jalan padahal kemacetan ini tidak perlu terjadi kalau panitia tepst membuat kebijakannya,” kenapa even ini di selenggarakan dipusat kota tidak dipusatkan di kawasan olahraga seperti didadaha, lalu panitia pembuat rute sepeda santai itu kenapa tidak memikirkan imbas kemacetannya” ungkap salah seorang pengguna jalan saat dimintai pendapatnya di jl Siliwangi Kota Tasikmalaya.
Diketahui beberapa ruas jalan protokal didalam kota Tasikmalaya macet total seperti sepanjang jalan siliwangi, hz mustafa, padayungan serta melebar ke jln sl Tobing dan beberapa jalur ramai yang lainnya
” sangat disayangkan ya dalam acara ini terjadi imbas yang merugikan, ribuan pengguna jalan terjebak macet, padahal pihak panitia harus memikirkan hal ini, kenapa juga even besar ini tidak di pusatkan di tempat yang jauh dari kemacetan,agar resiko kemacetan mudah diminimalisir, saya menduga ini kelalaian para panitia penyelenggara” ujar Hadi warga kawalu yang terjebak macet disimpang lampu merah padayungan
Lalu pendapat lain disampaikan oleh Ketua LAKIP, Ir H Taufiq Rahman SH.MH CPCLE, Menurutnya Walikota Kota gagap dan tidak memperhatikan kepentingan publik dan dunia usaha dalam membuat kebijakan tersebut, yaitu Pertama Jl HZ MUSTOFA adalah jalan protokol yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan arus utama lalu lintas, kedua Hari Sabtu itu sebagian dunia usaha tidak libur sehingga mobilitas pekerja dan barang serta orang masih aktif. Akibatnya terjadi keparahan penumpukan arus lalulintas orang dan barang di beberapa ruas jalan sebagai akibat kebijakan gagap tersebut.
Menurut H Taufiq, Kegagapannya bukan pada Event nya karena Event nya bagus, cuma gagap dalam memilih lokasi dan waktu kegiatannya.
Padahal Walikota p bisa memfasilitasi Even tersebut di area Dadaha, Lanud atau jalur jalan lingkar Utara yang baru selesai dibangun.
“Sepertinya pemerintah lebih mementingkan ” kosmetik” gebyar kota Tasikmalaya seperti model pembangunan jalan HZ MUSTOFA dibandingkan sejatinya kepentingan atau pelayanan publik” tandasnya