Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperoleh laba dan kelangsungan hidup perusahaan terjaga serta semakin tumbuh dan semakin maju. Tujuan perusahaan merupakan alasan utama perusahaan tersebut didirikan dan beroperasi, diantaranya untuk memperoleh keuntungan, memenuhi kebutuhan pelanggan dan menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan.
Tujuan Perusahaan dapat bersifat finansial seperti memaksimalkan keuntungan, atau non finansial, seperti memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Secara umum, tujuan perusahaan diantaranya:
1. Memaksimalkan keuntungan (laba) yang menjadi fokus utama perusahaan untuk kelangsungan bisnis dan pertumbuhan.
2. Memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan menyediakan produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas.
3. Bertahan dan tumbuh, untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencapai pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
4. Menjadi pemimpin pasar, perusahaan menjadi pemimpin di industri atau pasar tertentu, dalam hal pangsa pasar, inovasi atau kualitas produk.
5. Memberikan dampak positif, perusahaan memperhatikan tujuan sosial dan lingkungan, seperti mengurangi emisi karbon.
6. Menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan yaitu peningkatan nilai bagi pemegang saham, karyawan, pelanggan , masyarakat dan lingkungan. Tujuan perusahaan dapat bervariasi tergantung pada jenis, skala dan industri perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin lebih fokus pada tujuanfinansial, dan yang lainnya pada tujuan non finansial yang lebih menekankan pada dampak sosial dan lingkungan.
Perusahaan harus berusaha menyeimbangkan antara tujuan keuangan dan non keuangan. Perusahaan berusaha memperoleh laba yang optimal yaitu laba yang seimbang antara keuntungan keuangan dan tanggung jawab sosial. Laba yang optimal adalah laba yang diperoleh perusahaan dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, memberikan keuntungan atau return bagi pemegang saham, menginvestasikan kembali dalam perusahaan, dengan mempertimbangkan faktor – faktor lain seperti, kualitas produk, kepuasan pelanggan, dan tanggung jawab sosial.Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar keinginan atau tujuannya tercapai, perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam pengelolaan modal kerja. Modal kerja diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari – hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, di mana uang atau dana yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Uang yang masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan. Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya).
Perputaran barang dagangan dapat digambarkan sebagai berikut :
Penjualan dengan kredit:Kas1–> Barang–>piutang –> kas2
Penjualan dengan tunai: Kas1 –>Barang –>Kas2
Penjualan barang yang mengalami proses produksi dan menjual produknya dengan kredit:
Kas1 –>Biaya produksi –>Barang jadi–> Piutang–> Kas2
Penjualan barang yang mengalami proses produksi dan menjual produknya dengan tunai:
Kas–>1 Biaya produksi –>Barang jadi–> piutang–> Kas2
PENGERTIAN MODAL KERJA ADA 3 KONSEP
Pengertian modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah seluruh aktiva lancar atau aset lancar yang dimiliki perusahaan. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar atau aset lancar di atas kewajiban lancar.Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
Modal kerja menurut konsep fungsional adalah modal kerja yang diperlukan sesuai maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Modal kerja sangat penting bagi perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan dan biaya operasional lainnya. Modal kerja yang cukup dapat mendukung kelancaran kegiatan operasional perusahaan, menjaga likuiditas dan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang usaha yang menguntungkan.
Modal kerja penting bagi perusahaan: yaitu pertama untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional perusahaan, modal kerja yang cukup dapat menjaga kelancaran kegiatan operasional perusahaan dan mencegah terjadinya gangguan produksi atau pengiriman barang. Kedua, menjaga likuiditas perusahaan, modal kerja yang cukup menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangan dalam jangka pendek atau membayar semua
utang jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Likuiditas yang baik penting untuk menjaga kepercayaan dari pemasok dan kreditur juga investor.
Ketiga, meningkatkan efisiensi operasional, dengan modal kerja yang cukup dapat membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan aset dan memenuhi semua kewajiban lancarnya sehingga meningkatkan efsiensi dan efektifitas kegiatan operasional perusahaan.
Keempat, mengurangi risiko bisnis, modal kerja yang cukup membantu perusahaan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam lingkungan bisnis . Dengan demikian pengelolaan modal kerja merupakan faktor penting dalam keberhasilan dan keberlanjutan suatu perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang optimal dapat mendukung profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan Perusahaan untuk memperoleh laba.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi atau membayar semua kewajiban atau utang perusahaan dalam jangka pendek. Pengelolaan modal kerja yang optimal sangat penting bagi kesehatan keuangan perusahaan secara fundamental dan juga untuk keberhasilan kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja diperlukan oleh perusahaan selama hidupnya perusahaan. Perusahaan memerlukan sejumlah uang tunai untuk melakukan pembayaran rutin diantaranya, membeli bahan – bahan yang diperlukan dalam kegiatan produksi, membayar upah pegawai, membayar air, membayar listrikdan lain sebagainya.
Pengelolaan modal kerja yang efektif memerlukan strategi untuk mengoptimalkan penggunaan aset lancar dan mengelola kewajiban lancar. Beberapa strategi untuk pengelolaan modal kerja diantaranya: pertama, mengelola persediaan dengan efisien, dengan mengurangi persediaan yang berlebihan untuk menghemat kas.
Kedua, mengoptimalkan pengelolaan piutang, dengan mempercepat penagihan piutang untuk meningkatkan aliran kas.
Ketiga, mengelola utang dagang dengan bijak, dengan memanfaatkan kredit dari pemasok. Keempat, monitoring siklus kas dengan mengurangi waktu antara pengeluaran kas untuk produksi dan penerimaan kas dari hasil penjualan. Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien dapat menjaga kelancaran kegiatan operasional perusahaan, perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban dalam jangka pendek, dan dapat meningkatkan pendapatan yang dapat meningkatkan profitabilitas, dengan memanfaatkan aset lancar secara efektif dan efisien dan mengoptimalkan arus kas.
Manajemen modal kerja merupakan pengaturan aset – aset jangka pendek atau aktiva lancar seperti kas, piutang, persediaan barang , termasuk pengaturan utang jangka pendek. Manajemen modal kerja menunjukkan hubungan antara aset jangka pendek dan utang jangka pendek suatu perusahaan. Tujuan manajemen modal kerja agar perusahaan mampu membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari hari dan dapat mengelola aset lancar perusahaan ke arah yang lebih menguntungkan, sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajibannya atau membayar utang dalam jangka pendek, dan dapat meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan peningkatan profitabilitas yang optimal, dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terjaga, dan Perusahaan semakin tumbuh dan maju.
Tujuan utama manajemen modal kerja meliputi terpenuhinya kebutuhan modal kerja, menjaga perputaran modal kerja yang dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan, sehingga dapat meminimalkan biaya modal yang dikeluarkan untuk modal kerja dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sehingga dapat memperoleh profitabilitas yang optimal. Sistem manajemen modal kerja yang efektif dan efisien dapat membantu perusahaan tidak hanya dapat menjaga likuiditas perusahaan (Perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban dalam jangka pendek atau membayar utang jangka pendek) tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sehingga dapat memperoleh profitabilitas yang optimal.
Manajemen modal kerja adalah strategi perusahaan untuk mengelola modal kerja secara efektif dan efisien, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar, perusahaan dapat memenuhi semua kewajiban dalam jangka pendek (Perusahaan dalam kondisi likuid) dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang diikuti peningkatan profitabilitas secara optimal.
Modal kerja yang dikelola dengan baik dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau membayar utang jangka pendek dan meningkatkan likuiditas. Jika modal kerja terlalu rendah, Perusahaan mungkin akan menghadapi masalah likuiditas. Pengelolaan modal kerja secara efektif dan efisien dapat meningktkan profitabilitas dengan mengoptimalkan penggunaan aset lancar dan mengurangi biaya yang tidak perlu. Namun jika modal kerja terlalu tinggi misalnya adanya investasi atau penanaman dana pada persediaan secara berlebihan dapat menurunkan profitabilitas. Pengelolaan modal kerja sangat penting untuk menjaga likuiditas yang cukup sambil meningkatkan profitabilitas
PENULIS : Dewi Permata Sari, S.E., M.M.
Penulis merupakan Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Universitas Siliwangi