Berita

VIRAL Misteri Gua Pamijahan di Tasikmalaya: Lorong Menuju Mekkah dan Pesona Wisata Religi

TASIKMALAYA, OnNewsOne.com –Tasikmalaya kembali menjadi sorotan setelah viralnya sebuah video yang menunjukkan antrean masyarakat berpakaian muslim memasuki sebuah gua sambil melantunkan doa. Video tersebut menarasikan bahwa gua tersebut merupakan jalur menuju Kota Mekkah, Arab Saudi.

Setelah ditelusuri, gua dalam video itu adalah Gua Safarwadi, yang lebih dikenal sebagai Gua Pamijahan, terletak di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Keberadaan gua ini telah lama menjadi destinasi wisata religi dan memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan penyebaran Islam di Nusantara.

Menurut Kasepuhan Pamijahan, KH Endang Adjidin, Gua Pamijahan dulunya menjadi tempat berkumpulnya para Waliyullah saat menyebarkan agama Islam di Indonesia. Salah satu tokoh utama yang berperan dalam sejarah gua ini adalah Syekh Abdul Muhyi, seorang ulama besar yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Tasikmalaya.

“Syekh Abdul Muhyi ditugaskan oleh gurunya untuk mencari gua sebagai tempat berkhalwat (menyepi dan mendekatkan diri kepada Allah). Sejarah juga menyebutkan bahwa Gua Safarwadi ini merupakan tempat berkhalwatnya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani,” ujar KH Endang Adjidin saat dikonfirmasi pada Sabtu (8/2/2025).

Gua ini memiliki banyak lorong kecil yang, menurut cerita turun-temurun, menghubungkan berbagai kota seperti Banten, Cirebon, Surabaya, bahkan dipercaya memiliki jalan menuju Mekkah.

Keberadaan lorong yang diklaim mengarah ke Mekkah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Namun, demi keamanan, pihak pengelola telah menutup mulut lorong tersebut dengan jeruji besi.

“Takutnya ada orang yang nekat mencoba masuk dan ingin sampai ke Mekkah melalui gua ini. Maka dari itu, sekarang sengaja ditutup untuk mencegah hal yang tidak diinginkan,” jelas KH Endang Adjidin.

Selain lorong Mekkah, di dalam gua juga terdapat sebuah peci haji yang konon dapat meramalkan nasib seseorang. Masyarakat percaya bahwa jika kepala seseorang muat dalam peci tersebut, maka orang itu akan berkesempatan pergi ke Tanah Suci. Namun, tidak disebutkan secara pasti kapan keberangkatan itu akan terjadi.

Di bagian lain gua, terdapat sumber mata air jernih yang dipercaya memiliki keberkahan layaknya air Zam-Zam di Mekkah. Air ini dahulu digunakan oleh para Waliyullah, termasuk Syekh Abdul Muhyi, untuk berwudhu dan minum.

“Atas kehendak Allah, air ini tidak pernah surut, meskipun dalam kondisi kemarau panjang. Para pengunjung sering mengambil air ini untuk diminum atau dibawa pulang dalam wadah sebagai bentuk berkah,” tambah KH Endang Adjidin.

Gua Pamijahan tidak hanya menjadi tempat wisata religi tetapi juga tempat ziarah ke kompleks makam Syekh Abdul Muhyi, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi gua. Sebelum memasuki gua, para pengunjung diwajibkan untuk berziarah ke makam terlebih dahulu.

“Pengunjung harus mengumandangkan adzan sebelum menjelajahi gua. Setelah itu, kuncen dan pemandu akan membawa rombongan untuk menelusuri gua,” jelas KH Endang Adjidin.

Salah satu peziarah, Abidin (51), mengaku rutin datang setiap tahun bersama keluarganya.

“Bagi saya, mitos jalur ke Mekkah mungkin berlaku bagi para Waliyullah yang memiliki hati bersih. Tapi saya datang ke sini bukan untuk mencari jalan ke Mekkah, melainkan untuk napak tilas dan mencari keberkahan dari peninggalan para wali,” ujarnya.

Selain wisata religi, kawasan Pamijahan juga menawarkan berbagai oleh-oleh khas seperti pernak-pernik islami dan makanan tradisional yang dijual oleh masyarakat setempat. Ini menjadi daya tarik tambahan bagi peziarah yang ingin membawa pulang kenang-kenangan dari kunjungan mereka.

Gua Pamijahan tetap menjadi destinasi wisata spiritual yang penuh misteri dan keunikan, mengundang wisatawan dan peziarah untuk mendalami sejarah Islam sambil menikmati keindahan alam Tasikmalaya.