Tasikmalaya, OnNewsOne.com – Sejumlah Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Tasikmalaya, menggelar kampanye tuntutan pemberantasan judi online yang kian marak di Kota Tasikmalaya. Kampanye itu dilakukan mahasiswa di depan kantor Bank Indonesia (BI) perwakilan Tasikmalaya, Jalan Sutisna Senjaya, sambil membagikan 200 paket takjil bagi pengguna jalan, Kamis (21/04/2022) kemarin.
Ketua 2 bidang eksternal Komisariat PMII STAINU, Idham Ansori mengatakan, saat ini sedang marak – maraknya perjudian online di seluruh Indonesia. Maka dari itu, dirinya mengajak warga Kota Tasikmalaya agar berhati-hati jangan sampai menjadi korban kesengsaraan akibat judi online.
“Iya ini kami kampanye penghapusan judi online sambil membagikan 200 paket takjil. Saat ini judi kian marak, jangan sampa8 warga Tasikmalaya sengsara akibat judi online,” kata Idham Ansori.
Menurut Idham, Kota Tasikmalaya yang kerap dijuluki Kota Santri, khususnya di era sebelum 1980an. Itu lantaran banyak pondok pesantren berdiri di hampir semua sudut di kota ini. Bahkan, ada tokoh pejuang nasional lahir dari pesantren di Tasikmalaya, yakni Zainal Mustafa. Namun, hari ini julukan itu seolah ternoda dengan merebaknya perjudian di Kota Tasikmalaya.
“Sangat disayangkan banyak dari kalangan anak muda yang terlilit hutang karena candu bermain judi online. Di Tasikmalaya juga sudah banyak korban, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjual barang berharganya lantaran berharap mendapat pengembalian dari kegiatan judi tersebut. Padahal, dulu Tasikmalaya dijuluki kota santri. Namun, saat ini hilang julukan itu akibat banyak pemain judi,” ucapnya.
Idham menuntut agar Kominfo Kota Tasikmalaya bisa menutup akses situs perjudian yang kian merebak di Kota Tasikmalaya. Namun, hingga saat ini situs judi online ini masih aaja dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan.
“Seharusnya pihak berwenang, dalam hal ini Kominfo Kota Tasikmalaya bisa menutup akses situs perjuduan yang merebak, akan tetapi sampai hari ini situs judi online ini masih bisa diakses dengan mudah. Bahkan di sosial media itu terpampang dengan jelas iklan – iklan yang memberi harapan kepada masyarakat untuk mendapatkan uang hanya dengan modal kecil,” ujarnya.
“Ini harus menjadi catatan untuk Pemerintahan Kota Tasikmalaya juga bank-bank yang dianggap berafiliasi dengan situs perjudian, bahwa dengan merebaknya judi online ini akan merusak moralitas remaja Kota Tasikmalaya, bahkan juga kalangan menengah ke atas dan yang paling ditakutkan adalah generasi baru, yang baru mengenal smartphone itu terjerat kasus judi karena begitu mudahnya akses tersebut didapatkan,” tambahnya. (A.Sofyan)