TASIKMALAYA, OnNewsOne.com – Dugaan salah tangkap dalam kasus pembacokan di Jalan Mayor SL Tobing, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, pada 17 November 2024, menjadi perbincangan hangat. Anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, turut mendampingi keluarga para tersangka dan mengajukan keberatan atas proses hukum yang berjalan. Namun, korban pembacokan, Muhamad Taufik, menegaskan bahwa pelaku yang ditangkap sudah sesuai dengan kejadian yang ia alami.
Rieke Diah Pitaloka, yang akrab disapa Oneng, mengajukan pernyataan ke Komisi III DPR RI, menilai bahwa Majelis Hakim Tasikmalaya tidak mempertimbangkan semua bukti secara menyeluruh. Menurutnya, keputusan hakim hanya didasarkan pada keterangan satu saksi, tanpa mempertimbangkan rekaman CCTV secara menyeluruh.
“Kami meminta Komisi Yudisial atas dorongan dari Komisi III untuk memeriksa Majelis Hakim atas dugaan pelanggaran etik dalam proses peradilan terhadap anak-anak yang menjadi terdakwa,” ujar Rieke dalam pertemuan dengan Komisi III, Kamis (30/1).
Rieke juga mengaitkan kasus ini dengan kasus Vina Cirebon yang sempat viral karena dugaan salah tangkap. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.
Selain itu, ia dan tim kuasa hukum berencana mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung. Mereka juga mempertanyakan mengapa para terdakwa ditempatkan di Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) Pangandaran, bukan di LPK Bandung.
“Kami tidak ingin mengintervensi putusan pengadilan, tetapi kami akan terus mengawal kasus ini agar keadilan benar-benar ditegakkan,” tambah Rieke.
Di tengah ramainya perdebatan soal dugaan salah tangkap, korban pembacokan, Muhamad Taufik, menegaskan bahwa pelaku yang ditangkap memang benar orang yang membacoknya.
“Kalau menurut saya, yang ramai di media soal salah tangkap itu tidak benar. Saya korbannya, saya tahu wajah pelakunya. Setelah saya sembuh dari rumah sakit, saya datang ke Polsek Tawang, dan para pelaku mengakui perbuatannya serta meminta maaf kepada saya,” ujar Taufik saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Minggu (2/2/2025).
Taufik menjelaskan bahwa ia mengenali wajah pelaku dengan jelas saat kejadian.
“Saya dibacok di punggung, lalu saat saya mau berdiri, saya menangkis celurit dan membuka maskernya. Saya melihat wajahnya dengan jelas. Selain itu, rambut pelaku yang ditangkap juga sama dengan yang saya lihat di lokasi kejadian, warnanya pirang,” ungkapnya.
Menanggapi ramainya isu salah tangkap, Taufik menegaskan bahwa ia tidak setuju dengan klaim tersebut.
“Saya korbannya masih hidup, saya bisa menjelaskan kronologi kejadian. Kalau ada yang mengatakan salah tangkap, itu tidak benar,” tegasnya.
Ia juga menyayangkan bahwa dalam rapat dengan Komisi III DPR RI, keterangannya sebagai korban kurang mendapat ruang.
“Kalau saya tidak datang ke Komisi III, mungkin tidak ada yang tahu bagaimana kasus ini sebenarnya. Saat ingin berbicara, kuasa hukum saya justru diusir dari gedung DPR RI dengan alasan waktu sudah habis,” ujarnya.
Hingga kini, perdebatan mengenai kasus ini masih berlanjut. Pihak kepolisian sendiri belum memberikan pernyataan terbaru terkait perkembangan kasus tersebut. (Nisa Fauziah)