Berita

Ini Kata Arkeolog Tentang Gua Safarwadi Tasikmalaya Viral Disebut Tembus ke Makkah, Mitos atau Fakta?

TASIKMALAYA, OnNewsOne.com – Gua Safarwadi di Kampung Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mendadak menjadi perbincangan setelah muncul anggapan bahwa gua tersebut memiliki jalur tembus hingga ke Makkah. Fenomena ini memicu rasa penasaran masyarakat, meski para ahli menegaskan bahwa klaim tersebut lebih kepada simbolisasi spiritual ketimbang fakta ilmiah.

Gua Safarwadi memiliki panjang sekitar 284 meter dengan dua ujung. Pintu masuknya berada di Kampung Pamijahan, sementara pintu keluar menembus ke Kampung Panyalahan. Gua ini dikenal sebagai salah satu situs bersejarah yang berkaitan erat dengan perjalanan dakwah Syeikh Abdul Muhyi, seorang ulama penyebar ajaran Islam di wilayah Priangan Timur.

Arkeolog dari Universitas Indonesia, Dr. Ali Akbar, menjelaskan bahwa fenomena ini dapat dipahami melalui teori religi prasejarah yang ia ajarkan kepada para mahasiswanya.

“Manusia secara naluriah memiliki emosi keagamaan. Dalam berbagai tradisi, tempat-tempat gelap seperti gua kerap dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,” ujarnya, Selasa (11/2/2025).

Menurutnya, arah orientasi gua bisa dikaitkan dengan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat pada masa lampau. Jika leluhur seseorang berasal dari China, misalnya, lorong gua bisa saja mengarah ke timur laut. Sementara itu, pada gua di Pamijahan, lorong-lorong tersebut dipercaya mengarah ke Makkah karena berhubungan dengan tradisi Islam yang kuat di wilayah tersebut.

“Jadi, bukan berarti gua ini benar-benar menembus hingga ke Makkah. Ini lebih ke filosofi dan emosi keagamaan. Masyarakat muslim di sini mungkin merasa terhubung secara spiritual dengan tanah suci,” jelas Ali Akbar.

Ali Akbar membandingkan fenomena viral ini dengan Gua Sunyaragi di Cirebon. Gua tersebut merupakan gua buatan yang dibangun pada abad ke-16 oleh Panembahan Pakungwati I. Sunyaragi berasal dari kata sunya (sunyi) dan ragi (raga), tempat para ulama dan petinggi kerajaan bermeditasi dan bertafakur.

“Jika Gua Sunyaragi dibuat secara sengaja untuk keperluan meditasi, Gua Safarwadi tampaknya merupakan gua alami yang kemudian dikaitkan dengan perjalanan spiritual,” paparnya.

Sesepuh Komplek Ziarah Pamijahan, KH. Endang Ajidin, menuturkan bahwa Gua Safarwadi merupakan salah satu tempat yang digunakan Syeikh Abdul Muhyi dalam berdakwah dan menyiarkan ajaran Islam.

Menurut kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun, gua ini memiliki beberapa jalur yang dipercaya menuju ke berbagai daerah, seperti Cirebon, Banten, dan Surabaya. Bahkan, ada yang meyakini adanya jalur yang menuju ke Makkah.

“Di dalam gua itu memang ada lubang-lubang yang diberi nama berdasarkan arah tujuan, seperti ke Cirebon, Banten, Surabaya, dan bahkan Makkah. Ada pula batu berbentuk seperti peci haji berjumlah tujuh buah,” jelas Endang.

Namun, Endang menegaskan bahwa kisah tersebut merupakan bagian dari hikayat yang diwariskan oleh generasi terdahulu dan tidak seharusnya diartikan secara harfiah.

“Cerita ini adalah warisan budaya yang memiliki nilai filosofi. Jangan sampai masyarakat salah menafsirkan dan mempercayai bahwa gua ini benar-benar menembus Makkah secara fisik. Ini lebih kepada penggambaran spiritual,” pesannya.

Munculnya klaim gua tembus ke Makkah di era digital tentu menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, baik arkeolog maupun tokoh agama setempat mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang belum terverifikasi.

“Gua Safarwadi memang memiliki nilai historis dan religius, tetapi klaim soal jalur ke Makkah sebaiknya dipandang sebagai bagian dari tradisi dan simbol keagamaan, bukan kenyataan secara fisik,” pungkas Ali Akbar.

Gua Safarwadi sendiri saat ini masih menjadi salah satu tujuan wisata religi di Kabupaten Tasikmalaya, terutama bagi peziarah yang ingin menapaktilasi jejak dakwah Syeikh Abdul Muhyi. Pemerintah setempat pun terus berupaya menjaga kelestarian situs ini agar tetap terjaga sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya Islam di tanah Pasundan.