TASIKMALAYA, OnNewsOne.com – Suasana haru menyelimuti pelaksanaan salat tarawih di lokasi pengungsian korban pergerakan tanah di Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (2/3/2025). Para warga yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana ini berkumpul di GOR desa, yang kini menjadi tempat tinggal sementara bagi mereka.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, salat tarawih kali ini dilakukan dalam kondisi darurat. Tanpa sajadah yang berjejer rapi dan lantunan ayat suci dari pengeras suara masjid, jamaah tetap khusyuk beribadah meskipun hanya beralaskan terpal seadanya.
Beberapa jamaah tampak meneteskan air mata saat memulai salat, masih merasakan kehilangan akibat musibah yang menimpa mereka. Anak-anak duduk berdekatan dengan orang tua mereka, mencari ketenangan di tengah situasi yang sulit.
Ketua MUI Desa Cikondang, Rukmana, menyatakan bahwa selain salat tarawih, kegiatan ibadah lain seperti kuliah subuh dan tadarus akan tetap dilaksanakan di pengungsian. Hal ini dilakukan untuk menjaga semangat kebersamaan dan memperkuat keimanan di tengah kondisi yang serba terbatas.
Sejak akhir Januari 2025, pergerakan tanah di Desa Cikondang terus meluas. Awalnya, pergeseran tanah hanya terjadi sekitar 1 hingga 2 sentimeter per hari. Namun kini, pergerakan mencapai 10 hingga 20 sentimeter per jam, menyebabkan banyak rumah mengalami retak parah hingga akhirnya roboh.
Berdasarkan data terbaru, sebanyak 103 kepala keluarga (KK) atau 271 jiwa terdampak bencana ini, dengan 88 KK atau 223 jiwa telah dievakuasi. Selain rumah warga, masjid dan madrasah di desa tersebut juga mengalami kerusakan berat.
Sebagian warga telah mengungsi ke rumah kerabat di luar desa, sementara lainnya tetap bertahan di pusat pengungsian yang telah disediakan. Dengan keterbatasan yang ada, mereka tetap berusaha menjalankan ibadah Ramadan dengan penuh kesabaran.